Banyak hal yang berubah di dasawarsa kedua fotografi digital. Bila di dasawarsa lalu (tahun 2000-2010) kamera digital masih mencoba mencari ‘jatidiri’ maka kini kematangan sudah nampak dalam hal teknologi dan juga format kamera. Dulu tiap tahun kamera selalu mengalami kenaikan resolusi sensor untuk tetap laku di pasaran, lalu ada juga persaingan lensa zoom (dari 10x, 20x, 30x zoom bahkan lebih) dan dulu kamera DSLR bahkan belum bisa melakukan live view. Saya mencoba menganalisa secara singkat tren kamera digital di tahun ini, semoga anda tertarik membacanya..
Tren 1 : Bangkitnya kamera ponsel
Tahun ini bisa dibilang tahunnya smartphone dan tablet, berkat suksesnya iPhone dan iPad disusul berbagai peranti berbasis Android. Bermunculan juga berbagai ponsel dan tablet dengan kamera yang cukup baik, berlensa auto fokus, punya lampu kilat dan megapiksel cukup tinggi (5-8 MP). Buat kebanyakan urusan fotografi biasa, kamera di ponsel terutama smartphone sudah mencukupi, bahkan bisa langsung di upload ke FB, Twitter dll. Enaknya lagi, kapanpun ada momen yang perlu difoto, kita bisa langsung jepret karena ponsel selalu ada di kantong. Untuk dicetak ukuran 4R pun rasanya hasil foto dari ponsel modern sudah mencukupi.
Tren 2 : Kamera saku banting harga
Dampak paling berasa dari tren 1 di atas adalah terpukulnya penjualan kamera saku. Kini kamera saku dengan segala fitur modern dan lensa panjang ditawarkan dengan harga murah demi tetap laku di pasaran. Tak perlu uang 2-3 juta untuk bisa membawa pulang kamera saku dengan resolusi 12 MP, dengan stabilizer optik, bisa HD video dan lensa zoom tentunya. Cukup dengan dana 1 jutaan berbagai merk kamera siap dipilih. Kamera saku dipilih oleh mereka yang akan terjun di kegiatan fotografi yang lebih serius, atau bagi mereka yang suka zoom (tidak ada zoom di kamera ponsel) dan mereka yang dari dulu ingin punya kamera tapi baru bisa beli sekarang setelah harganya murah.
Tren 3 : Kamera super zoom perlahan hilang
Dulu kamera dengan lensa zoom 10x sudah dianggap kamera super zoom, kini bahkan kamera saku sudah bisa melakukan zoom diatas 15x. Beberapa kamera yang didesain khusus punya lensa dengan fokal tele yang panjang dibuat untuk mereka yang gila zoom, sehingga muncullah kamera dengan 20x zoom hingga 36x zoom optik. Padahal semakin panjang fokal lensa yang dipakai, semakin perlu lensa tersebut punya bukaan besar supaya tetap bisa memakai kecepatan shutter yang lumayan cepat. Sebagai gambaran, lensa 800mm perlu memakai shutter speed 1/800 detik supaya foto tidak blur karena goyang. Limitasi dan kendala inilah yang membuat kamera super zoom hanya indah secara spesifikasi namun tidak efektif dalam prakteknya. Tak heran kini tak begitu banyak terdengar kabar kamera super zoom yang dulu begitu jor-joran dalam bersaing di lensa.
Tren 4 : Kamera saku lensa cepat mulai diminati
Sebagian besar kita mendambakan kamera saku yang hasil fotonya bagus. Untuk itu caranya adalah dengan memakai ISO serendah mungkin. Tapi kamera saku apalagi jaman sekarang punya lensa yang bukaannya kecil (atau lensa lambat) yang membuat cahaya tidak bisa banyak masuk ke sensor. Lensa lambat ini memaksa kita untuk memakai shutter lambat, atau bila tidak ingin melambatkan shutter ya solusinya adalah dengan menaikkan ISO. Padahal inilah musuh dari kamera saku, noise di ISO tinggi. Dilema ini dijawab dengan hadirnya kamera saku yang punya bukaan diafragma besar (f/2 bahkan f/1.8) atau biasa disebut dengan lensa cepat, sehingga sebisa mungkin kita tidak perlu memakai ISO tinggi. Beberapa diantaranya cukup mahal namun begitu populer dan banyak diberi pujian dalam review kamera, seperti Lumix LX5, Canon S95 dan Olympus XZ-1.
Tren 5 : Kamera EVIL menebar ancaman
EVIL bukan roh jahat yang menghantui para fotografer. EVIL disini artinya Electronic Viewfinder Interchangable Lenses, alias kamera yang punya lensa bisa dilepas tapi bukan DSLR (karena DSLR memakai jendela bidik optik). Kamera EVIL boleh juga dibilang kamera mirrorless, namun sejak hadirnya kamera Sony SLT (Single Lens Translucent) maka kamera EVIL juga bisa didesain memakai mirror meski tidak sama persis dengan mirror pada DSLR. Kini merk selain Canon dan Nikon semua punya perwakilan kamera EVIL, misal Sony dengan NEX (mirrorless) dan SLT, Panasonic dan Olympus dengan Micro Four Thirds dan terakhir Pentax dengan Pentax Q yang mungil. Produk yang ada pun sudah semakin membaik, misal kamera SLT Sony diklaim memiliki kecepatan auto fokus tercepat saat live view, lalu ada Olympus PEN dan Lumix G-GH-GF yang lengkap dan semakin murah. Ancaman buat DSLR? Tentu saja.
Tren 6 : DSLR tidak akan banyak berubah lagi
Kamera DSLR saat ini sudah jauh lebih modern dalam hal fiturnya. Tapi hal yang mendasar dari DSLR tetap tidak berubah yaitu sampai kapanpun ke-‘tradisional’an DSLR akan tetap ada, seperti mirror reflex, modul AF dan modul light meter terpisah, pentamirror atau pentaprisma dan shutter unit yang punya batasan umur. Saat ini DSLR sudah matang secara fitur, bahkan dengan harga 5 jutaan sudah bisa punya DSLR yang lengkap, resolusi tinggi, bisa full HD movie dan punya beragam olah digital didalamnya. Lalu akan seperti apa DSLR ke depan? Rasanya tidak akan banyak yang berubah lagi.
Tren 7 : Dimulainya fotografi 3 dimensi
Video 3 dimensi sudah umum dijumpai sejak dulu, biasanya dengan memakai kacamata khusus 3D. Tapi untuk foto atau gambar diam, teknik 3D masih jarang. Cara mendapat foto 3D adalah memakai dua lensa yang diberi sedikit perbedaan paralax lalu digabungkan hasilnya sehingga menyerupai mata manusia memandang sebuah objek. Kini sudah mulai dijumpai kamera dengan lensa ganda untuk gambar 3D dan semakin didukung oleh munculnya layar LCD yang bisa menampilkan gambar 3D baik TV LCD bahkan pada layar smartphone.
Tren 8 : layar sentuh dan konektivitas jadi fitur yang umum
Kini beberapa kamera baru sudah memungkinkan kita mengoperasikan kamera dengan menyentuh layarnya. Salah satu kemudahan fasilitas ini adalah saat ingin menentukan titik mana yang ingin dibuat fokus, maka cukup menyentuh saja. Selain itu di era nirkabel ini memindahkan file foto dan video tentu sudah bisa dilakukan memakai frekuensi WiFi.
Itulah delapan tren yang saya simpulkan sedang terjadi di tahun ini dan akan terus berlanjut di tahun mendatang. Prediksi saya suatu ketika nanti kamera saku dan kamera super zoom akan punah, semua digantikan oleh system camera yaitu pasangan bodi-lensa dengan harga murah. Itulah yang akan dimiliki oleh mayoritas fotografer, sedangkan untuk sehari-hari cukup memakai ponsel dan untuk kebutuhan profesional barulah memakai yang namanya DSLR. Anda punya pendapat lain?
Gaptek nih saya masnya. Cuma mau tanya pertanyaan bodoh : kalo foto 3D harus pake kacamata 3D juga buat ngeliatnya?
Lihat dulu hasil foto itu mau di tampilkan dimana. Kalau di tv biasa tetap perlu kacamata 3d, tapi kalo di tv 3d ya sudah tidak perlu kacamata lagi.
Udah ada blom yak kamera yang punya layar 3D buat liat hasil jepretannya?
Sekarang bahkan sudah ada kamera jenis baru, light field camera dengan motto, “shoot now, focus later”, lytro camera. coba cek: http://www.lytro.com/
mas gaptek,
ada dslr buat pemula yg kurang ato pas 3jt an ndak?
Kamera Superzoom menurut saya akan tetap eksis. Kamera ini sangat cocok buat para petualang, mereka yang suka jalan-jalan, dan tidak bisa nambah beban kamera dan lensa yang berat. Tapi untuk itu, memang mestinya kamera jenis ini diimbangi dengan body yang kokoh, tahan air, tahan debu, layaknya NIKON D90 yang kemudian digantikan NIKON D7000.Para produsen masih sibuk membuat kamera tangguh namun dengan body kompak. Konsentrasi mereka condong pada para penyelam, padahal penjelajah alam lebih banyak. Kamera FUJI HS20EXR, Panasonic FZ100, Canon SX30, Nikon P500…, alangkah indahnya kalau kamera itu dibalut body yang tangguh. Sensor mereka juga perlu terus dikembangkan. Perang besaran megapixel berhenti sudah…
permisi mas gaptek, mohon pencerahan tentang kamera saku yashica EZ F12 W4A, tentang keakuratan wb-nya, dan apapun ttg kamera ini yg mas gaptek sudi tuliskan buat saya. maturnuwun sebanyak2nya sebelumnya
Untuk akurasi WB dari kamera yg spesifik perlu melihat hasil review, coba cari di internet deh.
Assalamu’alaikum,
Salam Sejahtera,
Mas, boleh minta bantuannya. Nikon D3000-ku, jatuh…pecah pula. So, ada rekomendasi buat lensa penggantinya, ngga?
Kasih saran, dunk. Varian n harganya….hehehe.
Jazakumullah khair,
Maturnuwun
Waalaikum salam,
turut prihatin ya, jadi lensanya pecah? Semoga bodinya tidak apa-apa, karena anda menanyakan lensa pengganti (saya asumsikan bodi kameranya masih berfungsi normal setelah jatuh).
Kalau pilihan lensa pengganti yg saya sarankan :
– 18-105mm VR (3 juta)
– 18-200mm VR (8 juta)
– 16-85mm VR (6 juta)
demikian, wasalam.
Yup, lensa kameranya aja yang rusak. Maturnuwun Mas.
18-105mm VR, itu, sama kayak kit bawaannya D90, ya?
Kalo yang kompatibel penuh dengan D3000, lensa yang AF-S (auto focus silent / lensa tersebut memiliki motor penggerak fokus “Silent wave motor – SWM”).
Apa lensa2 yang Mas tawarkan itu, kompatibel penuh.
Or, kalo ada waktu n ngga keberatan, bisa tolong rekomendasikan merk Nikon dan merk lain yang bisa maksimal?
Soalnya, kalo lensa yang Mas pilihkan diatas itu kan, hanya Focal length….sekali lagi bisa tolong lebih spesifik, Mas…hehehe. Tentang AF-S/ DX/IF/ED-nya.
Semisal, “Nikon AF-S DX VR Zoom-Nikkor 55-200mm f4-5.6G IF-ED”
I’m totally blank about this stuff.
Thanks banget, semoga ilmunya semakin bermanfaat.
Itu udah saya pilihkan yg paling kompatibel, pastinya nikon punya, udah SWM, udah VR dan semuanya DX.
Okay, maturnuwun…
AF-S DX Zoom-NIKKOR
18-55mm f/3.5-5.6G ED II
AF-S DX NIKKOR
18-55mm f/3.5-5.6G VR.
Ikutan nimbrung nich. Beda antara dua lensa di atas apa Mas gaptek? Btw, aku juga pake d3000. qo, gak ditawarin pake NIKON AF-S DX 18-135mm f/3.5-5.6G ED???
thxs.
Andre
Mas, bisa tolong rekomendasikan filter yang kompatibel dengan Nikon D90, lensa 18-105mm VR. Dengan spesifikasi, filter ring close up 62mm +4 +6 atau +10…itu cocok ngga?
Kebutuhan, landscape n fotografi penelitian tanaman.
Thanks sebelumnya.
mas, ada saran ga tempat beli kamera digital di jakarta yg barangnya OK (garansi resmi ) harganya bagus (bisa nawar). pernah ke mangga dua tapi koq hargnya beda2,jauh lagi range-nya untuk 1 tipe yg dicari. Maap kalo OOT. Trims 🙂
Ada sih tapi ntar disangka promosi… kalau mau PM aja ke saya.
mas, ada gk kamera saku murah di bawah 2 jt tp sdh dilengkapi fitur Full HD movie dan ada stabilizer optiknya?
Ada, misalnya ixus 220hs.