Sony baru saja mengumumkan kehadiran kamera superzoom bernama Cybershot DSC RX10 yang menurut saya fitur dan spesifikasinya layak untuk dinobatkan sebagai kamera superzoom terbaik yang pernah ada. Sony yang terkenal sarat inovasi dan sering membuat kejutan, berani keluar dari pakem kamera superzoom yang ‘begitu-begitu lagi’. Selama ini jarang ada inovasi besar dari para produsen kamera superzoom, paling-paling mereka cuma menaikkan kemampuan zoom lensa sampai diluar yang dibutuhkan orang. Padahal kamera superzoom tetap punya segmen pasar sendiri yang mengharapkan adanya kamera dengan lensa zoom yang panjang, dan tentunya hasil foto yang bagus, untuk dipakai berbagai keperluan khususnya untuk travelling.
Bicara hasil foto yang bagus, memang tidak bisa lepas dari jenis dan ukuran sensor yang dipakai. Penyebab kenapa selama ini kamera superzoom punya hasil foto yang kurang bagus adalah karena dipakainya sensor kecil, seperti 1/2.3 inci. Sensor kecil membawa dua implikasi positif yaitu harga yang murah dan desain lensa yang bisa dibuat lebih kecil. Tapi dampak ke hasil foto sudah sama-sama kita rasakan, tidak ada kamera superzoom sensor kecil yang bisa memberi hasil foto yang bagus di ISO tinggi.
Sony RX10 ini membuat saya antusias dengan dipakainya sensor 1 inci yang termasuk cukup besar (lihat ilustrasi di atas), sehingga hasil fotonya tentu diatas kamera superzoom lainnya. Saya sendiri pernah menguji kamera Nikon J3 dengan sensor 1 inci, hasil fotonya bisa dibilang bagus untuk ukuran sensor 1 inci. Sony RX10 tidak cuma memakai sensor 1 inci, tapi juga memberikan lensa yang mengesankan yaitu Zeiss 24-200mm f/2.8 yang punya ring zoom dan ring untuk diafragma. Dengan bukaan yang besar dan konstan, serta sensor yang cukup besar, maka membuat foto dengan latar belakang yang blur bukan kendala di kamera ini.
Prosesor Bionz X yang dipakai di kamera ini sama dengan yang dipakai di kamera yang lebih mahal, selain bekerja sangat cepat juga dibekali fitur Detail Reproduction Technology (penajaman foto), Diffraction Reduction (mengurangi efek softness karena difraksi lensa) dan area-specific noise reduction (untuk mengurangi noise hanya di area yang membutuhkan).
Beberapa fitur unggulan lain dari kamera berbalut logam magnesium ini diantaranya resolusi sensor 20 MP, kemampuan tembak 10 fps, ISO 125-12.800, 3 stop ND filter dan WiFi. Di bagian atas ada LCD kecil layaknya kamera DSLR kelas menengah, dan juga ada dudukan lampu kilat untuk memasang berbagai aksesori. Untuk urusan rekam video juga kamera ini sudah lengkap dengan fitur full HD 1080 60p, mic dan headphone jack, serta 4.2.2 uncompressed HDMI output.
Menurut saya, seperti inilah kamera yang semestinya dibuat oleh para produsen superzoom. Kamera serius dengan bodi yang tangguh, tombol dan roda yang lengkap, lensa berkualitas tinggi dan tentunya jeroan yang handal (prosesor kencang plus sensor besar) sehingga orang punya pilihan lain yang masih sepadan selain membeli sistem kamera (semisal DSLR atau mirrorless). Sayangnya kamera ini akan dijual dengan label harga yang cukup tinggi, sekitar 13 juta. Salah satu penyebabnya adalah lensa Zeiss 24-200mm f/2.8 yang didesain untuk sensor 1 inci ini memang tidak mungkin dibuat dengan biaya yang rendah.
alamaakkkk 13 juta, huuffttt,,,,
Harganya itu membuat saya masih bernapas karena dulu sempat beli superzoom meski cuma abal-abal kalau dibandingkan yang ini :).
Reblogged this on JAWAD BAHONAR and commented:
Izin share bro…
Specnya paling mantap untuk kamera superzoom, tapi harga yang tinggi mencegah produk ini diterima di consumer (yang merupakan target market utama dari kamera superzoom).
Keren kameranya tapi ngga keren harganya. 😆
wah klo bgini mas mendingan SLR sklian aja tu lebih mantap hasil fotonya, hehe…
Mending SLR dengan harga segitu…
Kayaknya sih itu harga lensa zeiss nya aja, kalau di dslr gak bakalan dapet tuh…
Yeah. Bagi yang berkata mendingan beli DSLR saja, tolong dipikirkan lagi baik baik.
Memang, harga segitu bisa beli DSLR, tapi dapatnya lensa kit doang, focal length 16 mm s.d. 55 mm, dengan aperture f/3.5 sampai f/5.5
Sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan lensa Carl Zeiss yang memiliki constant aperture f/2.8
Kalau beli DSLR lalu beli lensa Carl Zeiss harganya jauh di atas 13 juta
Setuju sekali. Buat enthusiast dgn dana cukup tp ga mau ribet membangun sistem, ini pilihan terbaik.