Ayo ikuti lomba foto yang diadakan oleh Indomaret bekerjasama dengan id-photographer dan Nikon Indonesia. Kali ini lomba mengambil tema ‘Potret Indonesia’ dan siapkan karya foto terbaik Anda yang masih baru (maksimum 2 tahun, dilihat dari EXIF). Lomba ini gratis dengan hadiah total 250 juta rupiah.
Akan dipilih 15 foto finalis, untuk ditentukan Juara 1, 2, 3 dan 12 Juara Harapan. Pemenang Utama (Juara I, II, III), akan mendapatkan hadiah :
Juara I : Rp. 25.000.000,- + Kamera Nikon Df 50mm f1.8G kit + Trophy + Piagam
Juara II : Rp. 20.000.000,- + Kamera Nikon D7200 18-140mm VR kit + Trophy + Piagam
Juara III : Rp. 10.000.000,- + Kamera Nikon D5500 18-55mm VRII kit + Trophy + Piagam
12 Pemenang Harapan masing-masing akan mendapatkan uang sebesar Rp. 2.500.000,- + Kamera Nikon CoolPix L340
Kamera DSLR saat ini sepertinya masih jadi incaran utama fotografer dan penghobi foto, selain tentu kini mulai ada juga pilihan kamera selain DSLR bahkan termasuk ponsel cerdas yang semakin baik hasil fotonya. Walau begitu saya melihat situasinya agak berbeda antara sekarang dengan dulu masa-masa DSLR menjadi kamera primadona setiap orang.
Coba lihat fakta-fakta kamera DSLR berikut ini :
produk baru terus keluar, walau produk lama sebetulnya masih sangat baik spek dan fiturnya
semakin sedikit peningkatan yang didapat dari DSLR terbaru, karena desain DSLR memang evolusi dari kamera film konvensional (cermin, prisma, shutter mekanik dsb) update : duo DSLR termurah Canon 1300D dan Nikon D3400 sudah muncul, dengan sedikit sekali peningkatan di banding produk sebelumnya
harga DSLR terbaru semakin naik, juga disokong tidak berdayanya rupiah kita terhadap dolar (1$ = Rp. 13.500 saat tulisan ini dibuat)
Saya pikir hal ini membawa dampak kurang baik bagi kedua belah pihak, konsumen dan produsen. Bagi konsumen, harga DSLR pemula terbaru saat ini bahkan bisa mencapai 9 juta (kit) atau 8 juta (bodi saja). Kalau dana tidak mencukupi, konsumen terpaksa melirik produk lama (generasi 2-4 tahun kebelakang) dan umumnya bisa ditebus seharga 6 jutaan.
70D bersanding dengan 760D, banyak kemiripan fitur, bahkan beberapa diantara fitur 760D justru lebih modern dari 70D.
Bagi produsen (Canon dan Nikon khususnya), tekanan dari kamera mirrorless dan kamera ponsel juga terus mengganggu market share mereka. Tapi terlepas dari itu, saya mau menunjukkan betapa pusingnya pihak produsen menentukan harga jual produk-produknya di pasaran :
Canon 760D sudah ada, harga 8,2 juta bodi saja (bersamaan dengan 750D seharga 7,5 juta). Tentu Canon berharap kedua Rebel baru ini akan laris manis, tapi disaat yang sama 700D dijual 6 jutaan saja. Alih-alih fokus menjual yang baru, produk lama bahkan sampai 600D pun masih banyak dijual di toko. Bahkan 60D pun masih diminati sampai sekarang, dan banyaknya pilihan di kisaran harga yang sama ini bakal membingungkan buat pembeli juga.
Nikon D5500 kit juga sudah hadir, harga 9,15 juta, dan terpaut 100 ribu saja dengan D5300 kit. Aneh? Ya logikanya siapa yang mau ambil D5300 kalau begitu (bedanya lumayan banyak, termasuk ada layar sentuh). Tapi baik D5300 dan D5500 menurut saya kemahalan untuk DSLR pemula, dulu saya beli D5100 saja 5-6 jutaan. Saat ini anggap anggaran yang ada adalah sama yaitu 5-6 jutaan, maka kita cuma bisa dapat D5200 saja. Harga 9 juta itu mendekati angka psikologis 10 juta, dan disitu sudah mendekati D7100 (bodi saja) sudah bisa dibeli dengan 12 juta.
Di awal hadirnya kamera DSLR, sensor full-frame merupakan hal yang jarang dijumpai. Alasannya adalah biaya produksi yang tinggi, sehingga produsen kamera digital lebih memilih memakai sensor yang lebih kecil dari ukuran full-frame, yaitu sensor APS-C. Untuk mengimbangi sensor yang lebih kecil ini, para produsen juga menyiapkan lensa khusus yang lebih sesuai, sebutlah misalnya Nikon DX atau Canon EF-S. Tapi lensa-lensa semacam ini tidak terlalu banyak pilihannya, karena mereka membuatnyaa secara bertahap (mungkin setahun hanya bikin 1 atau 2 lensa). Kabar baiknya, pemilik kamera DSLR sensor APS-C boleh-boleh saja memilih lensa yang didesain untuk kamera full-frame, karena memang kompatibel. Apakah untung ruginya? Simak yuk.. Continue reading Untung rugi memakai lensa full-frame di kamera DSLR APS-C
Lensa Nikon dengan kode DX adalah lensa generasi baru yang didesain optimal untuk kamera DSLR dengan sensor APS-C. Sampai tahun ini baru ada 16 lensa DX yang dibuat oleh Nikon, dan saya akan coba susun daftarnya beserta penjelasan singkatnya. Tapi sebelum itu ada sedikit penjelasan mengenai lensa DX secara umum, barangkali ada pembaca yang masih perlu info soal lensa ini lebih jauh.
Kita tahu sensor kamera DSLR Nikon ada dua versi, yaitu versi APS-C (agak kecil) dan versi full frame (FX-seukuran film 35mm). Sebagai produsen lensa (75 juta lensa telah terjual di seluruh dunia), Nikon punya banyak pilihan lensa untuk dipasangkan dengan kamera DSLR, baik lensa modern maupun lensa lama. Tapi karena hampir semua lensa Nikon adalah lensa dengan diameter besar (yang awalnya memang didesain untuk kamera film), maka Nikon memutuskan membuat lensa khusus DSLR bersensor APS-C yang lalu diberi kode lensa DX.
Lensa DX ini ceritanya adalah lensa Nikon versi mini, dengan tujuan menekan harga, ukuran dan juga bobotnya. Lensa DX masuk ke kelas lensa consumer, bukan seri profesional. Untuk saat ini pilihan lensa DX memang belum terlalu banyak, Nikon hanya meluncurkan 1 lensa DX setiap 1 atau 2 tahun. Perbedaan utama lensa DX dengan lensa Nikon lain adalah diameter lingkar gambar yang lebih kecil, walaupun punya mount (dudukan) lensa yang sama bentuknya. Salah satu ciri lain dari lensa DX adalah sudah mengusung desain modern seperti punya motor fokus dan tidak ada ring untuk merubah diafragma layaknya lensa jaman dulu. Continue reading Daftar lengkap lensa Nikon DX
Kali ini saya berkesempatan untuk menjajal kamera DSLR full frame dari Nikon yaitu D800. Kamera seharga hampir 30 juta rupiah ini punya keunggulan utama dalam hal resolusi sensornya yang mencapai 36 MP, mendekati kamera medium format yang harganya ratusan juta. Sebagai pelengkap preview ini, saya gunakan lensa prime nan tajam yaitu Nikon AF-S 50mm f/1.8 yang masih sanggup meladeni tingginya resolusi sensor D800. Preview bertujuan mengenali fisik kamera, sepintas kinerja, noise di ISO tinggi dan tentunya melihat detil dari hasil fotonya. Sebagai bonus saya lengkapi juga preview ini dengan video singkat, jadi anda juga bisa mendengar suara saya 🙂 Continue reading Hands-on Preview Nikon D800
Salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan saat kita membeli kamera digital, baik datang langsung ke toko maupun secara online, adalah soal garansi (warranty). Pada prinsipnya garansi adalah jaminan yang diberikan oleh produsen bahwa produknya telah melalui pengujian pabrik dan tidak mengandung cacat produksi. Selama periode tertentu (umumnya 1 tahun) kalau ada kerusakan akibat kesalahan produk (bukan kesalahan pemakaian) maka produk itu akan diperbaiki tanpa biaya oleh produsen, atau pihak yang ditunjuk oleh produsen. Tugas kita adalah menyimpan kartu garansi dan nota pembelian dengan baik, serta mengetahui lokasi service resmi terdekat. Continue reading Tokocamzone luncurkan paket Garansi Tahun Kedua untuk pembelian kamera digital