TV LCD bukan sekedar untuk menonton siaran TV

Kemarin saya jalan-jalan ke sebuah hipermarket di dekat rumah. Saat melintas di area elektronik, saya agak kaget melihat harga televisi LCD 32 inci yang tidak biasa. Saat saya beli beberapa bulan yang lalu, harga pasaran TV LCD 32 inci masih diatas 3 juta, tapi sekarang sudah dijual di kisaran 2,6 jutaan. Bahkan salah satunya ada TV LCD dari merk ternama (saya tidak sebut karena nanti disangka promosi) dengan bentuk yang lumayan keren dan sudah dilengkapi dengan slot SD card dan USB juga. Artinya jelas, harga pasaran TV LCD sudah semakin terjangkau, namun mungkin masih ada keraguan apakah (saat ini) kita benar-benar sudah membutuhkannya?

Televisi LCD menurut saya merupakan sebuah perangkat yang unik. Dia hadir untuk meng-evolusi TV konvensional (baca : TV tabung) disaat biaya produksi panel LCD sudah semakin murah. Kini seiring harganya yang mulai terjangkau, TV LCD jadi barang yang mulai gampang dijumpai di rumah-rumah. Alasannya beragam, mulai dari estetika, desain yang tipis (space saving), hemat energi hingga (diakui atau tidak) bisa menaikkan gengsi pemiliknya. Tapi apakah benar era TV tabung akan berakhir digantikan oleh era TV LCD ini?

Kita perlu tinjau dulu peruntukan TV LCD yang paling sesuai. Sebagai info, TV LCD adalah bentuk nyata dari datangnya era HDTV yang dulu saat era TV tabung HDTV masih sangat mahal.  Berhubung HDTV mengadopsi standar aspek rasio HD (High Definition) 16:9 maka TV LCD paling tepat dipakai untuk menampilkan materi dengan video HD. Ada dua kelompok HD video yang dikenal, yaitu HD 720 dan HD 1080 (full HD). Sayangnya siaran TV sendiri saat ini masih memakai standar lama yang hanya memiliki aspek rasio 4:3 atau Standard Definition (SD). Entah dengan antena UHF, dengan TV kabel atau dengan parabola sekalipun, kebanyakan siaran TV yang kita dapatkan belum mengusung format HD. Jadi pada saat menonton materi SD, kita punya dua pilihan : membiarkan aspek rasio apa adanya yaitu 4:3 (ada area hitam di kiri dan kanan TV LCD) atau mengkonversi aspek rasio siaran TV menjadi 16:9 (yang membuat gambar jadi pipih, orang jadi pendek dan tampak gemuk).

Mungkin kita lebih suka memanfaatkan TV LCD untuk menonton film dari DVD. Bagi yang belum tahu, format DVD belumlah memenuhi standar HD. Gambar DVD mungkin sudah 16:9 tapi paling tinggi resolusi DVD adalah 720×486 piksel,  jadi masih kurang dari resolusi HD yang mencapai 1280×720 piksel. Bila kita menonton DVD di TV LCD, maka aspek rasionya akan tepat 16:9 tapi pikselnya kurang rapat alias kurang detail. Untuk menikmati TV LCD yang sesungguhnya, kita perlu membeli Blu-ray player yang punya resolusi video HD. Koneksinya pun sangat disarankan memakai HDMI untuk hasil terbaik. Untuk filmnya tentu dibutuhkan Blu-ray disc yang kapasitasnya mencapai 25 GB per keping. Tapi sayangnya saat ini harga Blu-ray disc asli masih sangat mahal.

Jadi saat ini mencari sumber video HD untuk menghiasi TV LCD kita memang belum begitu gampang. Untungnya, pada TV LCD ada penyelamat yang namanya USB port. Dari sinilah TV LCD bisa jadi multi fungsi dan benar-benar berbeda dari TV tabung. Dari port USB ini kita bisa colokkan flash disk hingga hard disk eksternal, dan berbagai file multimedia pun bisa dimainkan seperti musik, foto dan video. Kebanyakan TV LCD pun sudah mampu memainkan video full HD dengan berbagai format seperti MKV dan DivX. Bila kita punya kamera digital yang sudah bisa merekam video HD, kita pun bisa memainkan video tersebut di TV LCD dengan format HD. Kini bahkan mulai banyak dijual PC mungil yang bisa dihubungkan ke TV via kabel HDMI.

Kesimpulannya, kalau untuk sekedar nonton TV atau film dari DVD, TV LCD ini tidak terlalu bisa dinikmati kehebatannya. Tapi bila sudah punya beragam sumber video HD seperti Blu-ray, harddisk, game console, UMPC ataupun kamera digital yang dihubungkan via HDMI atau USB, barulah TV LCD akan nampak mengesankan dan bukan sekedar untuk menonton siaran televisi saja.

Sebagai saran dan tips dari saya, bila anda ingin membeli TV LCD, coba pertimbangkan hal-hal ini :

  • TV LCD pakai sumber cahaya backlit berupa lampu neon CCFL, trik dagang produsen agak mengecoh saat mengganti lampu CCFL ini dengan lampu LED lalu mengklaim produknya sebagai TV LED (harga bisa beda 20-30% lebih mahal). Padahal teknologinya display-nya masih sama yaitu Liquid Crystal yang membutuhkan backlit.
  • Bila TV LCD memiliki spesifikasi Full HD (1080) maka piksel aktualnya memang sudah 1920×1080 piksel. Karena ukuran 32 inci masih relatif kecil, menurut saya full HD atau bukan tidak ada bedanya. Tapi kalau sudah ukuran 42 inci, sangat perlu mencari yang full HD. TV full HD bila dijadikan monitor komputer akan lebih nyaman terutama untuk membaca teks yang kecil.
  • Permukaan luar dari layar TV LCD peka akan tekanan, jadi bila disentuh jari akan ada warna yang berubah. Hal ini normal tapi bila anda kuatir anak kecil anda memegang layar dan takut rusak, cari TV dengan teknologi layar IPS atau hard panel yang lebih keras.
  • Cari TV LCD yang punya konektivitas selengkap mungkin, seperti 2x port HDMI, audio out, USB dan lebih asyik kalau ada SD card slot.
  • Perhatikan juga spek dasar TV LCD seperti respons time (baiknya antara 3-5 ms) dan kontras rasio. Semakin baik kontras rasionya maka perbedaan antara hitam pekat dan putih total akan semakin lebar.
  • Periksa lagi apakah ada limitasi (keterbatasan) dari TV dalam memainkan format multimedia via USB. Ada TV yang mungkin tidak bisa memainkan format video tertentu atau codec tertentu. Periksa juga apakah TV punya fitur tambahan yang bermanfaat seperti tuner DVB-T (untuk TV digital nantinya).

Published by

Erwin M.

Saya suka mengikuti perkembangan teknologi digital, senang jalan-jalan, memotret, menulis dan minum kopi. Pernah bekerja sebagai engineer di industri TV broadcasting, namun kini saya lebih banyak aktif di bidang fotografi khususnya mengajar kursus dan tur fotografi bersama infofotografi.com.

92 thoughts on “TV LCD bukan sekedar untuk menonton siaran TV”

  1. salam kenal mas,,
    sya mo tnya ” gmn carax mengaktifkan usb ke tv… tv sya LCD merk sharp 32″
    makasih bantuanx

  2. Edited by mas Gaptek :
    kenapa mulai banyak komentar spam masuk ya? Apa Akismet udah mulai gampang kebobolan?

    “Thank you for the auspicious writeup. It in fact was a amusement account it.
    Look advanced to more added agreeable from you! By the way, how could we communicate?”

  3. bang, gw baru beli Full HD tv 32″ , kebetulan udah SD card yg autoplay, tapi kenapa ya gak semua folder di SD card gw terbaca di tv?
    udah gitu gak semua file video bisa terbaca (ada yg bisa dibaca dan ada yang enggak) padahal file AVI,mkv,MP4 harusnya all support?!
    thx

  4. Bang, mau tanya.. Kenapa Video yang di download dari Youtube tidak bisa di tonton di TV LCD via USB? Padahal sudah .mp4 (1080P) .mkv (Kadang .avi ada yang bisa ada yang enggak) Itu kenapa ya

  5. mas mau nanya ni saya punya tv led 39LN5400, saya mau agar audionya keluar melalui speaker tape deck polytron saya tetapi tidak bis, gimana caranya?

Comments are closed.